Tampilkan postingan dengan label hijaukan duniamu. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label hijaukan duniamu. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Oktober 2013

Tindakan wanita ini mencengangkan banyak orang. Bernama Julia Hill, wanita yang berprofesi sebagai ahli lingkungan hidup Amerika itu berhasil menunjukkan perjuangannya dalam melestarikan alam pada dunia internasional.

Demi menyelamatkan pohon redwood kuno setinggi 60 meter bernama Luna dan hutan di sekitarnya, Julia rela tinggal di atas pohon tersebut selama 738 hari.


Pada tahun 1997, wanita muda ini bertemu dengan sekelompok aktivis lingkungan yang berusaha memprotes perusakan hutan redwood di California Utara yang membentang hingga ratusan kilometer. Julia sangat terpesona dengan pohon-pohon tua itu.

Setelah itu, Julia memutuskan untuk bergabung dengan para aktivis itu. Iapun mengajukan diri untuk memanjat salah satu pohon tertinggi di hutan tersebut yang telah berumur 1.500 tahun.

Dengan tindakannya itu, Julia berharap bisa menghentikan upaya Maxxam Corporation, operator Pacific Lumber, untuk memotong pohon kuno dan membakar hutan tersebut. Wanita yang dijuluki sebagai 'kupu-kupu' ini pun sukses menarik perhatian media internasional dengan aksi nekatnya itu.

Hidup di atas pohon setinggi 60 meter tentu saja bukan hal yang mudah. Julia harus menghadapi cuaca tak menentu yang tidak hanya ekstrem, tetapi juga disertai terpaan angin kencang. Tak hanya itu saja, ia juga harus melawan para penebang yang selalu mengganggunya. Julia juga selalu merasa kesepian.

Setelah 100 hari berada di atas pohon, ia diwawancara media dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menyelamatkan pohon-pohon yang telah ada dari ribuan tahun lalu. Selain media, wanita berambut panjang ini juga menjadi incaran para selebriti dan politisi. Kebanyakan dari mereka mendukung aksi Julia yang terbilang ekstrem.

Lalu, setelah 738 hari bertahan di atas pohon, Julia yang berhasil menyelamatkan pohon kuno dan hutan di sekitarnya menjejakkan kakinya kembali ke tanah.

"Saya harus meninggalkan guru sekaligus teman terbaik saya (Luna). Namun sebagian jiwa saya telah tertinggal di sini. Bahkan ketika pertama kali menginjak tanah, ada begitu banyak emosi yang saya rasakan," ungkap Julia, seperti dikutip dari Odditycentral.

Julia dan kelompok aktivis pun akhirnya berhasil memenangkan tuntutan mereka dan membuat Maxxam Corporation harus membayar kompensasi sebesar US$ 50.000 atau sekitar Rp 563 juta.

Berkat usaha dan keberhasilannya dalam menyelamatkan Luna, Julia sekarang menjadi aktivis lingkungan terkenal di dunia. Saking populernya, band rock terkenal dunia, Red Hot Chili Peppers, menciptakan lagu yang terinspirasi oleh perjuangan Julia yang diberi judul 'Can't Stop'.














Sumber :
detik.com

Julia Hill, Tinggal di Atas Pohon Selama 738 Hari Demi Melestarikan Alam

Anton chang   at  22.00  No comments

Tindakan wanita ini mencengangkan banyak orang. Bernama Julia Hill, wanita yang berprofesi sebagai ahli lingkungan hidup Amerika itu berhasil menunjukkan perjuangannya dalam melestarikan alam pada dunia internasional.

Demi menyelamatkan pohon redwood kuno setinggi 60 meter bernama Luna dan hutan di sekitarnya, Julia rela tinggal di atas pohon tersebut selama 738 hari.


Pada tahun 1997, wanita muda ini bertemu dengan sekelompok aktivis lingkungan yang berusaha memprotes perusakan hutan redwood di California Utara yang membentang hingga ratusan kilometer. Julia sangat terpesona dengan pohon-pohon tua itu.

Setelah itu, Julia memutuskan untuk bergabung dengan para aktivis itu. Iapun mengajukan diri untuk memanjat salah satu pohon tertinggi di hutan tersebut yang telah berumur 1.500 tahun.

Dengan tindakannya itu, Julia berharap bisa menghentikan upaya Maxxam Corporation, operator Pacific Lumber, untuk memotong pohon kuno dan membakar hutan tersebut. Wanita yang dijuluki sebagai 'kupu-kupu' ini pun sukses menarik perhatian media internasional dengan aksi nekatnya itu.

Hidup di atas pohon setinggi 60 meter tentu saja bukan hal yang mudah. Julia harus menghadapi cuaca tak menentu yang tidak hanya ekstrem, tetapi juga disertai terpaan angin kencang. Tak hanya itu saja, ia juga harus melawan para penebang yang selalu mengganggunya. Julia juga selalu merasa kesepian.

Setelah 100 hari berada di atas pohon, ia diwawancara media dan mengingatkan masyarakat tentang pentingnya menyelamatkan pohon-pohon yang telah ada dari ribuan tahun lalu. Selain media, wanita berambut panjang ini juga menjadi incaran para selebriti dan politisi. Kebanyakan dari mereka mendukung aksi Julia yang terbilang ekstrem.

Lalu, setelah 738 hari bertahan di atas pohon, Julia yang berhasil menyelamatkan pohon kuno dan hutan di sekitarnya menjejakkan kakinya kembali ke tanah.

"Saya harus meninggalkan guru sekaligus teman terbaik saya (Luna). Namun sebagian jiwa saya telah tertinggal di sini. Bahkan ketika pertama kali menginjak tanah, ada begitu banyak emosi yang saya rasakan," ungkap Julia, seperti dikutip dari Odditycentral.

Julia dan kelompok aktivis pun akhirnya berhasil memenangkan tuntutan mereka dan membuat Maxxam Corporation harus membayar kompensasi sebesar US$ 50.000 atau sekitar Rp 563 juta.

Berkat usaha dan keberhasilannya dalam menyelamatkan Luna, Julia sekarang menjadi aktivis lingkungan terkenal di dunia. Saking populernya, band rock terkenal dunia, Red Hot Chili Peppers, menciptakan lagu yang terinspirasi oleh perjuangan Julia yang diberi judul 'Can't Stop'.














Sumber :
detik.com
Continue Reading→

Minggu, 13 Oktober 2013

Polusi yang terjadi di kota besar meliputi tiga hal: udara, air, dan tanah. Tempat pembuangan sampah kota dan pabrik jadi contoh penghasil limbah logam berat seperti timbal, tembaga, arsenik, kadmium dan merkuri yang membuat tanah tercemar.

Namun tahukah Anda? Tumbuhan cilantro, atau orang Eropa menyebutnya coriander, dan masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai ketumbar merupakan jawaban masalah polusi pada tanah. Tanaman rempah ini diklaim sebagai bahan "biosorbent" atau penyerap biomassa yang menjanjikan untuk membersihkan logam-logam berat yang masuk ke air tanah dari berbagai pabrik di negara berkembang.
 



Kesimpulan ini didapat dari hasil penelitian  Ivy Tech Community College di Lafayette, Indiana. Seperti dilansir VOA, Douglas Schauer sebagai kepala program emimpin sejumlah mahasiswa di Tula Valley di dekat Mexico City mencari bahan murah dan berlimpah yang dapat digunakan untuk menyaring limbah polusi industri di air tanah. Mereka menguji sejumlah tanaman liar berlimpah, yang dapat dikeringkan dan dihancurkan.

"Kemudian kami masukan ke dalam larutan air yang mengandung sejumlah timbal. Logam yang kita gunakan dalam pengujian ini. Dikocok sedikit, dan kemudian kita membiarkan partikel-partikel mengendap, dan kemudian kita menguji air itu untuk melihat berapa banyak timbal yang masih tersisa," papar Schauer.

Schauer mengatakan uji-coba dari para siswanya menunjukkan ketumbar merupakan salah satu tanaman yang paling efektif untuk menyerap timbal dari air yang tercemar.

Dengan temuannya ini Schauer yakin daun ketumbar kering suatu hari nanti bisa dikemas seperti sekantong teh, atau dapat digunakan sebagai penyaring air untuk menyerap logam berat.

"Harapan kami adalah bagi orang yang tinggal di daerah itu dengan mudah pergi ke pekarangan mereka dan mengambil segenggam daun Cilantro, dikeringkan selama beberapa hari di atas batu di bawah sinar matahari, dan kemudian mungkin dengan hanya sedikit daun Cilantro kering dapat memurnikan satu teko air," ungkap Schauer.

Jika lokasi Anda tinggal dekat dengan daerah industri yang rentan pencemaran tanah, tak ada salahnya mulai membudidayakan ketumbar. Selain pemanfaatan tumbuhannya untuk rempah, air tanah pun bisa kembali layak konsumsi. Selamat mencoba.











 



Ketumbar Bisa Meredakan Polusi Tanah

Anton chang   at  21.00  No comments

Polusi yang terjadi di kota besar meliputi tiga hal: udara, air, dan tanah. Tempat pembuangan sampah kota dan pabrik jadi contoh penghasil limbah logam berat seperti timbal, tembaga, arsenik, kadmium dan merkuri yang membuat tanah tercemar.

Namun tahukah Anda? Tumbuhan cilantro, atau orang Eropa menyebutnya coriander, dan masyarakat Indonesia mengenalnya sebagai ketumbar merupakan jawaban masalah polusi pada tanah. Tanaman rempah ini diklaim sebagai bahan "biosorbent" atau penyerap biomassa yang menjanjikan untuk membersihkan logam-logam berat yang masuk ke air tanah dari berbagai pabrik di negara berkembang.
 



Kesimpulan ini didapat dari hasil penelitian  Ivy Tech Community College di Lafayette, Indiana. Seperti dilansir VOA, Douglas Schauer sebagai kepala program emimpin sejumlah mahasiswa di Tula Valley di dekat Mexico City mencari bahan murah dan berlimpah yang dapat digunakan untuk menyaring limbah polusi industri di air tanah. Mereka menguji sejumlah tanaman liar berlimpah, yang dapat dikeringkan dan dihancurkan.

"Kemudian kami masukan ke dalam larutan air yang mengandung sejumlah timbal. Logam yang kita gunakan dalam pengujian ini. Dikocok sedikit, dan kemudian kita membiarkan partikel-partikel mengendap, dan kemudian kita menguji air itu untuk melihat berapa banyak timbal yang masih tersisa," papar Schauer.

Schauer mengatakan uji-coba dari para siswanya menunjukkan ketumbar merupakan salah satu tanaman yang paling efektif untuk menyerap timbal dari air yang tercemar.

Dengan temuannya ini Schauer yakin daun ketumbar kering suatu hari nanti bisa dikemas seperti sekantong teh, atau dapat digunakan sebagai penyaring air untuk menyerap logam berat.

"Harapan kami adalah bagi orang yang tinggal di daerah itu dengan mudah pergi ke pekarangan mereka dan mengambil segenggam daun Cilantro, dikeringkan selama beberapa hari di atas batu di bawah sinar matahari, dan kemudian mungkin dengan hanya sedikit daun Cilantro kering dapat memurnikan satu teko air," ungkap Schauer.

Jika lokasi Anda tinggal dekat dengan daerah industri yang rentan pencemaran tanah, tak ada salahnya mulai membudidayakan ketumbar. Selain pemanfaatan tumbuhannya untuk rempah, air tanah pun bisa kembali layak konsumsi. Selamat mencoba.











 



Continue Reading→

Rabu, 09 Oktober 2013


Bumi makin sekarat. Manusia terus merusak alam ini. Pemanasan global dan industri terus memperparah kondisi dunia. Menurut prediksi, bila terus berlanjut maka tahun 2030 dunia mengalami krisis air bersih.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon mengingatkan agar tidak boros dalam menggunakan sumber air yang tersedia.
 
halomalang.com

"Air dibuang sia-sia dan tidak digunakan dengan baik di semua negara. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencari solusi berkelanjutan," kata Ban saat membuka acara Water Summit di Budapest, Hungaria, Selasa (8/10). "Kita harus memanfaatkan apa yang ada dengan pantas dan bijak."



Air tawar hanya 3 persen
Air tawar di bumi sangat terbatas, jumlahnya hanya sekitar tiga persen dari total air yang ada. Dari jumlah tersebut 30 persen berupa air dalam tanah sementara hampir 70 persen berupa gunung es dan glacier. Hanya ada 0,3 persen air tawar yang ada di permukaan yang bisa diakses manusia langsung.

Sektor pertanian masih menjadi konsumen terbesar yang menghabiskan jatah air. Hampir 70 persen penggunaan air di dunia dipakai untuk irigasi.

 "Keadaannya sudah mendesak untuk menyesuaikan tingkat permintaan (sektor pertanian) dengan kebutuhan domestik dan industri, termasuk untuk produksi energi," kata Ban.

Ban mendesak pelaku industri pertanian belajar untuk menghemat air dengan menggunakan teknologi irigasi modern. Sektor pertanian diharap lebih fokus menggunakan tanaman tahan cuaca ketimbang tanaman boros air seperti padi.

www.metrotvnews.com


Pemanasan global
Perubahan iklim juga menambah pelik situasi dan membuat risiko krisis air bersih meningkat. Bencana banjir yang melanda beberapa negara dipandang sebagai akibat dari perubahan iklim.

"Kita harus melakukan apapun yang diperlukan untuk mencegah kenaikan temperatur udara lebih dari dua derajat Celcius," kata Ban.

Sebenarnya di tahun 2000 silam para pemimpin dunia bersepakat mengadopsi program Millennium Development Goals (MDG) untuk memperbaiki kualitas hidup manusia. Salah satu targetnya adalah mengurangi proporsi jumlah populasi manusia yang tidak punya akses ke air bersih layak minum dan sanitasi hingga separuhnya pada 2015. "Masyarakat kita tidak bisa sejahtera tanpa air bersih yang berlimpah dan mereka tidak bisa berkembang tanpa sanitasi layak," kata Ban.

Ban menyebutkan akses dan perbaikan sumber air sudah banyak dilakukan namun sekitar 780 juta orang masih kekurangan air bersih yang merupakan kebutuhan dasar. "Sekitar 80 persen air limbah global yang diproduksi manusia atau industri tidak ditangani dengan baik," kata Ban. "Kualitas air di sungai-sungai belum memenuhi standar dasar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)." Berdasarkan data PBB, negara-negara di wilayah Sub-Sahara Afrika adalah tempat yang paling parah menderita krisis air bersih.

Saat ini sepertiga penduduk bumi masih mengkonsumsi air yang bisa membahayakan kesehatan. Sebagian besar populasi bumi juga tak kekurangan fasilitas sanitasi yang memadai. "Sekitar 2,5 juta orang tak punya akses ke toilet yang layak dan perlindungan dari limbah sementara satu juta orang ternyata masih melakukan buang air besar di tempat terbuka," kata Ban.

Sumber:
www.tempo

2030 Akan Terjadi Krisis Air Bersih

Anton chang   at  22.53  No comments


Bumi makin sekarat. Manusia terus merusak alam ini. Pemanasan global dan industri terus memperparah kondisi dunia. Menurut prediksi, bila terus berlanjut maka tahun 2030 dunia mengalami krisis air bersih.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon mengingatkan agar tidak boros dalam menggunakan sumber air yang tersedia.
 
halomalang.com

"Air dibuang sia-sia dan tidak digunakan dengan baik di semua negara. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencari solusi berkelanjutan," kata Ban saat membuka acara Water Summit di Budapest, Hungaria, Selasa (8/10). "Kita harus memanfaatkan apa yang ada dengan pantas dan bijak."



Air tawar hanya 3 persen
Air tawar di bumi sangat terbatas, jumlahnya hanya sekitar tiga persen dari total air yang ada. Dari jumlah tersebut 30 persen berupa air dalam tanah sementara hampir 70 persen berupa gunung es dan glacier. Hanya ada 0,3 persen air tawar yang ada di permukaan yang bisa diakses manusia langsung.

Sektor pertanian masih menjadi konsumen terbesar yang menghabiskan jatah air. Hampir 70 persen penggunaan air di dunia dipakai untuk irigasi.

 "Keadaannya sudah mendesak untuk menyesuaikan tingkat permintaan (sektor pertanian) dengan kebutuhan domestik dan industri, termasuk untuk produksi energi," kata Ban.

Ban mendesak pelaku industri pertanian belajar untuk menghemat air dengan menggunakan teknologi irigasi modern. Sektor pertanian diharap lebih fokus menggunakan tanaman tahan cuaca ketimbang tanaman boros air seperti padi.

www.metrotvnews.com


Pemanasan global
Perubahan iklim juga menambah pelik situasi dan membuat risiko krisis air bersih meningkat. Bencana banjir yang melanda beberapa negara dipandang sebagai akibat dari perubahan iklim.

"Kita harus melakukan apapun yang diperlukan untuk mencegah kenaikan temperatur udara lebih dari dua derajat Celcius," kata Ban.

Sebenarnya di tahun 2000 silam para pemimpin dunia bersepakat mengadopsi program Millennium Development Goals (MDG) untuk memperbaiki kualitas hidup manusia. Salah satu targetnya adalah mengurangi proporsi jumlah populasi manusia yang tidak punya akses ke air bersih layak minum dan sanitasi hingga separuhnya pada 2015. "Masyarakat kita tidak bisa sejahtera tanpa air bersih yang berlimpah dan mereka tidak bisa berkembang tanpa sanitasi layak," kata Ban.

Ban menyebutkan akses dan perbaikan sumber air sudah banyak dilakukan namun sekitar 780 juta orang masih kekurangan air bersih yang merupakan kebutuhan dasar. "Sekitar 80 persen air limbah global yang diproduksi manusia atau industri tidak ditangani dengan baik," kata Ban. "Kualitas air di sungai-sungai belum memenuhi standar dasar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)." Berdasarkan data PBB, negara-negara di wilayah Sub-Sahara Afrika adalah tempat yang paling parah menderita krisis air bersih.

Saat ini sepertiga penduduk bumi masih mengkonsumsi air yang bisa membahayakan kesehatan. Sebagian besar populasi bumi juga tak kekurangan fasilitas sanitasi yang memadai. "Sekitar 2,5 juta orang tak punya akses ke toilet yang layak dan perlindungan dari limbah sementara satu juta orang ternyata masih melakukan buang air besar di tempat terbuka," kata Ban.

Sumber:
www.tempo
Continue Reading→

Minggu, 06 Oktober 2013

Beberapa minggu ini dunia dikejutkan dengan kabar serangan lebah raksasa, Hornet di Cina. Dilaporkan sudah 42 orang tewas, seperti dilansir laman Channel News Asia, Kamis, 3 Oktober 2013.

Serangan lebah yang dikenal dengan nama Hornet ini telah dimulai pada bulan Juli silam. Sebanyak 1604 warga tersengat. Sementara itu, 206 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan 42 orang di antaranya meninggal dunia.

thedailysheeple.com

Hornet raksasa Asia (Vespa mandaria) merupakan lebah dengan ukuran terbesar dibandingkan dengan serangga sejenis. Lebah ini bisa mencapai panjang hingga 5 sentimeter. Dengan sengat sepanjang 6 milimeter, ia mampu menyalurkan racun saraf yang kuat saat menyerang korbannya.

Mengapa lebah ini jadi ganas tak terkendali?

Hua Baozhen, seorang profesor entomologi di Universitas Pertanian Kehutanan Northwest di Shaanxi, Cina, mengatakan populasi lebah semakin meningkat karena populasi musuh alami lebah, seperti laba-laba dan burung, menurun. Hal ini tentunya membuat lebah begitu leluasa beranak-pinak tanpa ada gangguan predator.

Mengapa populasi laba-laba dan burung menurun? Bukankah karena manusia sering menangkap hewan-hewan yang seharusnya bebas lepas tersebut, hanya untuk dijual demi keuntungan belaka?

Tidak hanya faktor alam yang membuat serangan lebah menjadi-jadi. Faktor yang berasal dari manusia, yakni urbanisasi, turut "memaksa" hornet menyengat manusia. Habitat lebah kini banyak dihuni oleh manusia. Tentu saja, ini membuat lebah merasa terusik

Selain itu, lebah dengan nama ilmiah Vespa mandaria ini sangat sensitif dengan warna cerah, bau keringat manusia, alkohol, parfum, dan semua hal yang manis dan wangi. Karenanya, pemerintah Cina mengimbau warganya untuk selalu mengenakan baju berlengan panjang, serta menghindari tempat yang berdekatan dengan sarang lebah.

Manusia memang sering berulah mengganggu keseimbangan alam. Ketika terkena getahnya, barulah sadar akan perbuatannya sendiri.









 





Sumber:
www.tempo.

42 Orang Tewas Disengat Hornet, Karena Ulah Manusia Sendiri

Anton chang   at  04.16  No comments

Beberapa minggu ini dunia dikejutkan dengan kabar serangan lebah raksasa, Hornet di Cina. Dilaporkan sudah 42 orang tewas, seperti dilansir laman Channel News Asia, Kamis, 3 Oktober 2013.

Serangan lebah yang dikenal dengan nama Hornet ini telah dimulai pada bulan Juli silam. Sebanyak 1604 warga tersengat. Sementara itu, 206 di antaranya harus dirawat di rumah sakit dan 42 orang di antaranya meninggal dunia.

thedailysheeple.com

Hornet raksasa Asia (Vespa mandaria) merupakan lebah dengan ukuran terbesar dibandingkan dengan serangga sejenis. Lebah ini bisa mencapai panjang hingga 5 sentimeter. Dengan sengat sepanjang 6 milimeter, ia mampu menyalurkan racun saraf yang kuat saat menyerang korbannya.

Mengapa lebah ini jadi ganas tak terkendali?

Hua Baozhen, seorang profesor entomologi di Universitas Pertanian Kehutanan Northwest di Shaanxi, Cina, mengatakan populasi lebah semakin meningkat karena populasi musuh alami lebah, seperti laba-laba dan burung, menurun. Hal ini tentunya membuat lebah begitu leluasa beranak-pinak tanpa ada gangguan predator.

Mengapa populasi laba-laba dan burung menurun? Bukankah karena manusia sering menangkap hewan-hewan yang seharusnya bebas lepas tersebut, hanya untuk dijual demi keuntungan belaka?

Tidak hanya faktor alam yang membuat serangan lebah menjadi-jadi. Faktor yang berasal dari manusia, yakni urbanisasi, turut "memaksa" hornet menyengat manusia. Habitat lebah kini banyak dihuni oleh manusia. Tentu saja, ini membuat lebah merasa terusik

Selain itu, lebah dengan nama ilmiah Vespa mandaria ini sangat sensitif dengan warna cerah, bau keringat manusia, alkohol, parfum, dan semua hal yang manis dan wangi. Karenanya, pemerintah Cina mengimbau warganya untuk selalu mengenakan baju berlengan panjang, serta menghindari tempat yang berdekatan dengan sarang lebah.

Manusia memang sering berulah mengganggu keseimbangan alam. Ketika terkena getahnya, barulah sadar akan perbuatannya sendiri.









 





Sumber:
www.tempo.
Continue Reading→

Kamis, 19 September 2013

National Geographic baru-baru ini mengeluarkan sebuah peta interaktif yang menyajikan bagaimana keadaan di planet Bumi jika seluruh es di dunia ini mencair. Es yang mencair akan menaikkan tingkat permukaan laut setinggi 65,8 meter yang mengakibatkan beberapa kota-kota besar di seluruh dunia tenggelam termasuk New York, London, Amsterdam, Bangkok, Singapura, Tokyo, dan Jakarta. Banyak negara-negara yang akan kehilangan wilayahnya dan peta dunia tak akan pernah sama lagi.

Berdasarkan penelitian, ada lebih dari delapan juta kilometer kubik es dipermukaan Bumi dan menurut beberapa ilmuwan dibutuhkan waktu kurang lebih 5000 tahun untuk mencairkan semuanya. 

Ilustrasi London yang tenggelam / tropicalrainforest-animal.com


Jika manusia terus menambahkan jumlah karbon ke atmosfer bisa jadi kelak es akan hilang dari permukaan planet Bumi, bahkan suhu rata-rata planet Bumi akan meningkat dari 14,4 derajat Celcius menjadi 26,67 derajat Celcius atau naik hampir dua kali lipat!

Berikut adalah peta keadaan dunia setelah seluruh es mencair:





Afrika

Benua Afrika hanya mengalami sedikit perubahan. Namun beberapa kota akan tenggelam seluruhnya seperti kota Dakar dan kota Bissau. Melihat jauh ke Utara kita akan melihat beberapa kota di Timur Tengah ikut tenggelam seperti Baghdad, Alexandria, Kuwait, dan Dubai.

 

Asia

Beberapa kota besar seperti Jakarta, Singapura, Bangkok, Tokyo dan Seoul akan tenggelam. Bentuk pulau Sumatra dan Kalimantan pun tidak akan seperti dulu lagi. Kemudian lebih dari 600 juta orang di China akan kehilangan tempat tinggalnya dan yang paling parah Negara Bangladesh akan benar-benar terhapus dari peta.


Australia

Tidak begitu banyak perubahan di benua Australia kecuali munculnya sebuah teluk baru yang menjorok hingga mencapai ke tengah-tengah benua kangguru itu.


Eropa

London tinggal kenangan. Venice dicaplok laut Adriatik. Copenhagen, Stockholm, dan Helsinki tenggelam. Bahkan seluruh negara Belanda akan tinggal menjadi sejarah.


Amerika Utara

Pesisir Timur Amerika akan mengalami dampak yang lebih parah daripada Pesisir Barat Amerika. Bila di Pesisir Barat negara bagian California akan menjadi �kepulauan� maka di Pesisi Timur akan ada banyak kota yang tenggelam seperti New York, Miami, Tampa, dan Boston. Bahkan ibukota Amerika Serikat, Washington D.C., pun sebagian besar akan tenggelam.


Amerika Selatan

Sungai Amazon akan melebar sehingga seolah-olah membelah negara Brazil. Buenos Aires akan tenggelam, sebagian Paraguay juga akan tenggelam. Hanya kota-kota di pesisir Barat lah yang lebih beruntung karena terletak di dataran tinggi.

 

Antartika

Kita akan melihat dataran di Antartika untuk pertama kalinya. Antartika bagian Timur memiliki lebih banyak daratan daripada Antartika bagian Barat. Sejatinya Antartika bagian Timur memiliki lapisan es yang paling tebal sehingga mungkin disinilah letak es paling akhir di dunia sebelum seluruhnya mencair.





















Sumber:
mobgenic

Apa yang Terjadi Bila Semua Es di Kutub Mencair?

Anton chang   at  01.55  No comments

National Geographic baru-baru ini mengeluarkan sebuah peta interaktif yang menyajikan bagaimana keadaan di planet Bumi jika seluruh es di dunia ini mencair. Es yang mencair akan menaikkan tingkat permukaan laut setinggi 65,8 meter yang mengakibatkan beberapa kota-kota besar di seluruh dunia tenggelam termasuk New York, London, Amsterdam, Bangkok, Singapura, Tokyo, dan Jakarta. Banyak negara-negara yang akan kehilangan wilayahnya dan peta dunia tak akan pernah sama lagi.

Berdasarkan penelitian, ada lebih dari delapan juta kilometer kubik es dipermukaan Bumi dan menurut beberapa ilmuwan dibutuhkan waktu kurang lebih 5000 tahun untuk mencairkan semuanya. 

Ilustrasi London yang tenggelam / tropicalrainforest-animal.com


Jika manusia terus menambahkan jumlah karbon ke atmosfer bisa jadi kelak es akan hilang dari permukaan planet Bumi, bahkan suhu rata-rata planet Bumi akan meningkat dari 14,4 derajat Celcius menjadi 26,67 derajat Celcius atau naik hampir dua kali lipat!

Berikut adalah peta keadaan dunia setelah seluruh es mencair:





Afrika

Benua Afrika hanya mengalami sedikit perubahan. Namun beberapa kota akan tenggelam seluruhnya seperti kota Dakar dan kota Bissau. Melihat jauh ke Utara kita akan melihat beberapa kota di Timur Tengah ikut tenggelam seperti Baghdad, Alexandria, Kuwait, dan Dubai.

 

Asia

Beberapa kota besar seperti Jakarta, Singapura, Bangkok, Tokyo dan Seoul akan tenggelam. Bentuk pulau Sumatra dan Kalimantan pun tidak akan seperti dulu lagi. Kemudian lebih dari 600 juta orang di China akan kehilangan tempat tinggalnya dan yang paling parah Negara Bangladesh akan benar-benar terhapus dari peta.


Australia

Tidak begitu banyak perubahan di benua Australia kecuali munculnya sebuah teluk baru yang menjorok hingga mencapai ke tengah-tengah benua kangguru itu.


Eropa

London tinggal kenangan. Venice dicaplok laut Adriatik. Copenhagen, Stockholm, dan Helsinki tenggelam. Bahkan seluruh negara Belanda akan tinggal menjadi sejarah.


Amerika Utara

Pesisir Timur Amerika akan mengalami dampak yang lebih parah daripada Pesisir Barat Amerika. Bila di Pesisir Barat negara bagian California akan menjadi �kepulauan� maka di Pesisi Timur akan ada banyak kota yang tenggelam seperti New York, Miami, Tampa, dan Boston. Bahkan ibukota Amerika Serikat, Washington D.C., pun sebagian besar akan tenggelam.


Amerika Selatan

Sungai Amazon akan melebar sehingga seolah-olah membelah negara Brazil. Buenos Aires akan tenggelam, sebagian Paraguay juga akan tenggelam. Hanya kota-kota di pesisir Barat lah yang lebih beruntung karena terletak di dataran tinggi.

 

Antartika

Kita akan melihat dataran di Antartika untuk pertama kalinya. Antartika bagian Timur memiliki lebih banyak daratan daripada Antartika bagian Barat. Sejatinya Antartika bagian Timur memiliki lapisan es yang paling tebal sehingga mungkin disinilah letak es paling akhir di dunia sebelum seluruhnya mencair.





















Sumber:
mobgenic
Continue Reading→

Sabtu, 14 September 2013

Penggunaan hewan sebagai obyek uji coba di laboratorium terus menimbulkan pertentangan. Satu pihak berpendapat inilah satu-satunya cara demi kemajuan umat manusia. Sementara kelompok penyayang binatang mengklaim banyak bukti kekejaman dan hasil yang didapat tak sebanding.
 



Ada beberapa fakta soal ini, yakni:

1. Penelitian mengungkapkan bahwa hanya 5% � 25% dari obat yang diujikan pada hewan, hasilnya cocok dengan manusia.

Sebagian besar obat yang telah diujikan pada hewan dibuang karena tidak berguna bagi manusia.

2. Akibat menjadi objek eksperimen, tikus uji coba banyak yang mengalami tumor, padahal relevansi dari hasil pengujiannya hanya sedikit.

Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan anatomi dan fisiologis antara hewan dengan manusia.

3. Meskipun hampir selalu digunakan dalam penelitian kanker, hewan tidak pernah mengalami bentuk kanker seperti yang dialami manusia seperti kanker paru-paru.

Artinya, relevansi dari pengujian tersebut menjadi minimal. Selain itu, hampir 9% dari hewan yang dianastesi mati di laboratorium!

4.  Sekitar 83% dari zat yang diuji dimetabolisme secara berbeda oleh hewan dan manusia.

5. Banyak ahli kesehatan yang setuju bahwa data dari pengujian hewan tidak dapat diekstrapolasi keamanannya untuk manusia.

6. Jus lemon yang aman bagi manusia, bisa jadi merupakan racun mematikan bagi hewan yang sedang diujikan.

Hewan hasil rekayasa genetika tidak bisa menjadi model untuk penyakit manusia.

Fakta mengejutkan terungkap bahwa 88% obat-obatan belum tentu aman bagi manusia meskipun telah lulus pengujian pada hewan.

7. Sejumlah 40 % pasien menunjukkan efek samping akibat menggunakan obat-obatan yang lulus pengujian pada hewan.

8. Telah terbukti bahwa penggunaan anestesi tidak sepenuhnya menghilangkan rasa sakit dan penderitaan yang dialami hewan eksperimen.

9. Fakta menunjukkan bahwa aspirin gagal dalam pengujian hewan, sedangkan insulin menyebabkan cacat lahir pada hewan.

Padahal, kedua substansi tersebut terbukti aman digunakan manusia.

 
xoxo-parisky


10. Sekitar 103.800 hewan tidak diberikan obat-obatan untuk menghentikan rasa sakit yang disebabkan karena pengujian hewan.

11. Seekor hewan biasanya digunakan untuk tidak lebih dari satu percobaan, namun ada beberapa contoh ketika beberapa percobaan dilakukan pada hewan yang sama tanpa bantuan obat bius.

12. Sebagian besar hewan dikurung dalam kandang saat digunakan sebagai eksperimen.


Nah, bagaimana kita menyikapinya berpulang pada masing-masing orang.











 





Fakta Seputar Animal Testing

Anton chang   at  03.05  No comments

Penggunaan hewan sebagai obyek uji coba di laboratorium terus menimbulkan pertentangan. Satu pihak berpendapat inilah satu-satunya cara demi kemajuan umat manusia. Sementara kelompok penyayang binatang mengklaim banyak bukti kekejaman dan hasil yang didapat tak sebanding.
 



Ada beberapa fakta soal ini, yakni:

1. Penelitian mengungkapkan bahwa hanya 5% � 25% dari obat yang diujikan pada hewan, hasilnya cocok dengan manusia.

Sebagian besar obat yang telah diujikan pada hewan dibuang karena tidak berguna bagi manusia.

2. Akibat menjadi objek eksperimen, tikus uji coba banyak yang mengalami tumor, padahal relevansi dari hasil pengujiannya hanya sedikit.

Hal ini terjadi karena terdapat perbedaan anatomi dan fisiologis antara hewan dengan manusia.

3. Meskipun hampir selalu digunakan dalam penelitian kanker, hewan tidak pernah mengalami bentuk kanker seperti yang dialami manusia seperti kanker paru-paru.

Artinya, relevansi dari pengujian tersebut menjadi minimal. Selain itu, hampir 9% dari hewan yang dianastesi mati di laboratorium!

4.  Sekitar 83% dari zat yang diuji dimetabolisme secara berbeda oleh hewan dan manusia.

5. Banyak ahli kesehatan yang setuju bahwa data dari pengujian hewan tidak dapat diekstrapolasi keamanannya untuk manusia.

6. Jus lemon yang aman bagi manusia, bisa jadi merupakan racun mematikan bagi hewan yang sedang diujikan.

Hewan hasil rekayasa genetika tidak bisa menjadi model untuk penyakit manusia.

Fakta mengejutkan terungkap bahwa 88% obat-obatan belum tentu aman bagi manusia meskipun telah lulus pengujian pada hewan.

7. Sejumlah 40 % pasien menunjukkan efek samping akibat menggunakan obat-obatan yang lulus pengujian pada hewan.

8. Telah terbukti bahwa penggunaan anestesi tidak sepenuhnya menghilangkan rasa sakit dan penderitaan yang dialami hewan eksperimen.

9. Fakta menunjukkan bahwa aspirin gagal dalam pengujian hewan, sedangkan insulin menyebabkan cacat lahir pada hewan.

Padahal, kedua substansi tersebut terbukti aman digunakan manusia.

 
xoxo-parisky


10. Sekitar 103.800 hewan tidak diberikan obat-obatan untuk menghentikan rasa sakit yang disebabkan karena pengujian hewan.

11. Seekor hewan biasanya digunakan untuk tidak lebih dari satu percobaan, namun ada beberapa contoh ketika beberapa percobaan dilakukan pada hewan yang sama tanpa bantuan obat bius.

12. Sebagian besar hewan dikurung dalam kandang saat digunakan sebagai eksperimen.


Nah, bagaimana kita menyikapinya berpulang pada masing-masing orang.











 





Continue Reading→

Sabtu, 07 September 2013

Di tahun 1960 hingga 1970an sebuah pantai di barat daya Almeria, Spanyol begitu gersang. Namun sejak 1980an segalanya berubah. Daerah ini sekarang jadi penghasil sayuran yang memasok setengah dari permintaan pasar di Eropa. Berbagai jenis tomat , paprika , mentimun dan zucchinis diproduksi di sini.

Area seluas 26.000 hektar di pantai ini jadi daerah pertanian berkat rumah kaca. Jangan bayangkan rumah tempat bercocok tanam terbuat dari kaca, melainkan lahan sederhana beratap dan dinding plastik semata. Akibatnya suhu di dalam bisa mencapai 45 derajat Celcius.


Suhu yang begitu tinggi menyebabkan penduduk lokal enggan bekerja sebagai buruh tani. Alhasil, pekerja imigran gelap dari Afrika dan Eropa Timur jadi pilihan. Sayang, kondisi di sini sangat memprihatinkan. Jarang terdapat toilet di pertanian ini, buruh tani hidup dengan ekonomi sulit hanya digaji 33 hingga 36 euro per hari. Pelacuran pun meningkat.

Di sisi keuntungan dagang dan industri, rumah kaca Almeria memang menguntungkan. Selain jadi pemasok sayuran di Eropa, kemunculan rumah kaca berbahan plastik menguntungkan pabrik plastik. Kota-kota di sekitar Almeria yang menjadi produsen plastik meraup untung tanpa memperhatikan lingkungan. Limbah plastik menutupi sungai-sungai, secara tak langsung mencemari laut.




Kematian ikan paus sperma yang terdampar di pantai selatan Spanyol beberapa bulan lalu ditengarai terkait dengan rumah kaca Almeria. Pemerhati lingkungan menemukan indikator kira-kira 17 kg limbah plastik dibuang ke laut sekitar.

Uniknya, kehadiran ribuan hektar 'rumah plastik' menurunkan suhu setempat rata-rata 0,3 derajat Celsius setiap 10 tahun sejak tahun 1983. Sementara wilayah Spanyol lainnya justru meningkat.




























Sumber:
Photo credit: Edward Burtynsky
amusingplanet.

Kisah Rumah Kaca 26.000 Hektar di Spanyol

Anton chang   at  02.03  No comments

Di tahun 1960 hingga 1970an sebuah pantai di barat daya Almeria, Spanyol begitu gersang. Namun sejak 1980an segalanya berubah. Daerah ini sekarang jadi penghasil sayuran yang memasok setengah dari permintaan pasar di Eropa. Berbagai jenis tomat , paprika , mentimun dan zucchinis diproduksi di sini.

Area seluas 26.000 hektar di pantai ini jadi daerah pertanian berkat rumah kaca. Jangan bayangkan rumah tempat bercocok tanam terbuat dari kaca, melainkan lahan sederhana beratap dan dinding plastik semata. Akibatnya suhu di dalam bisa mencapai 45 derajat Celcius.


Suhu yang begitu tinggi menyebabkan penduduk lokal enggan bekerja sebagai buruh tani. Alhasil, pekerja imigran gelap dari Afrika dan Eropa Timur jadi pilihan. Sayang, kondisi di sini sangat memprihatinkan. Jarang terdapat toilet di pertanian ini, buruh tani hidup dengan ekonomi sulit hanya digaji 33 hingga 36 euro per hari. Pelacuran pun meningkat.

Di sisi keuntungan dagang dan industri, rumah kaca Almeria memang menguntungkan. Selain jadi pemasok sayuran di Eropa, kemunculan rumah kaca berbahan plastik menguntungkan pabrik plastik. Kota-kota di sekitar Almeria yang menjadi produsen plastik meraup untung tanpa memperhatikan lingkungan. Limbah plastik menutupi sungai-sungai, secara tak langsung mencemari laut.




Kematian ikan paus sperma yang terdampar di pantai selatan Spanyol beberapa bulan lalu ditengarai terkait dengan rumah kaca Almeria. Pemerhati lingkungan menemukan indikator kira-kira 17 kg limbah plastik dibuang ke laut sekitar.

Uniknya, kehadiran ribuan hektar 'rumah plastik' menurunkan suhu setempat rata-rata 0,3 derajat Celsius setiap 10 tahun sejak tahun 1983. Sementara wilayah Spanyol lainnya justru meningkat.




























Sumber:
Photo credit: Edward Burtynsky
amusingplanet.
Continue Reading→

Jumat, 21 Juni 2013

Warnanya merah muda, kenyal dan berlendir. Ukurannya cukup menakjubkan, 20 cm panjangnya. Bisa jadi spesies dalam keluarga siput ini termasuk paling jumbo atau raksasa. Bayangkan, kalau kamu sedang menelusuri hutan lalu hewan berlendir sebesar ini menempel di kaki, leher, atau punggung kamu.
 

Bisa saja hal itu terjadi bila kamu mengunjungi kawasan Gunung Kaputar, sebelah utara New South Wales, Australia. Siput raksasa dengan nama ilmiah Triboniophorus aff. graeffei ini hanya ada di kawasan gunung terpencil tersebut. Jarang orang bisa menjumpainya. Mereka hanya keluar saat setelah hujan. Walau makanan utamanya tumbuh-tumbuhan, siput raksasa ini juga menyantap serangga kecil dan tak jarang memangsa siput lainnya. Sehingga dijuluki siput kanibal.

Seperti disebutkan di atas, jarang terlihat dengan mata telanjang, kecuali pada waktu-waktu tertentu. Seperti dilaporkan Michael Murphy, penjaga hutan Taman Nasional kepada ABC (Australian Broadcasting Corporation), "Pada suatu pagi yang baik, Anda dapat berjalan-jalan dan melihat ratusan dari mereka, tetapi hanya dalam satu area."






 











Berkenalan Dengan Siput Kanibal yang Indah

Anton chang   at  00.36  No comments

Warnanya merah muda, kenyal dan berlendir. Ukurannya cukup menakjubkan, 20 cm panjangnya. Bisa jadi spesies dalam keluarga siput ini termasuk paling jumbo atau raksasa. Bayangkan, kalau kamu sedang menelusuri hutan lalu hewan berlendir sebesar ini menempel di kaki, leher, atau punggung kamu.
 

Bisa saja hal itu terjadi bila kamu mengunjungi kawasan Gunung Kaputar, sebelah utara New South Wales, Australia. Siput raksasa dengan nama ilmiah Triboniophorus aff. graeffei ini hanya ada di kawasan gunung terpencil tersebut. Jarang orang bisa menjumpainya. Mereka hanya keluar saat setelah hujan. Walau makanan utamanya tumbuh-tumbuhan, siput raksasa ini juga menyantap serangga kecil dan tak jarang memangsa siput lainnya. Sehingga dijuluki siput kanibal.

Seperti disebutkan di atas, jarang terlihat dengan mata telanjang, kecuali pada waktu-waktu tertentu. Seperti dilaporkan Michael Murphy, penjaga hutan Taman Nasional kepada ABC (Australian Broadcasting Corporation), "Pada suatu pagi yang baik, Anda dapat berjalan-jalan dan melihat ratusan dari mereka, tetapi hanya dalam satu area."






 











Continue Reading→

Jumat, 03 Mei 2013

Sehat bersepeda sekaligus memperoleh air bersih. Tampaknya itulah tujuan sepeda 'aquaduct' ini dibuat. Slogannya pun begitu jelas, �Kayuh sepedanya, dan saat tiba di rumah Anda dapat meminum air jernih."

Tim desain sepeda ini merancang berdasar  kenyataan bahwa  sebuah keluarga  kecil (empat orang) membutuhkan sekitar 20 galon air sehari untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti minum, memasak, mencuci dan membersihkan.
 

Lalu bagaimana cara kerjanya? Seseorang akan naik sepeda dengan tangki kosong menuju sumber air dan mengisinya hingga penuh - maksimal 20 galon. Lalu orang tersebut mengayuhnya  kembali ke rumah.

Saat mengayuh, terjadi proses peristaltik pompa air di dalam tangki penyimpanan, melalui filter ke tangki ke-2  dan menghasilkan air bersih.
 

Di muka bumi ini, lebih dari 1,1 milyar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan lebih dari 5.000 anak meninggal setiap hari karena penyakit terkait air. Artinya, jika mereka menemukan cara untuk memproduksi massal sepeda ini dengan biaya yang efektif, sedikit banyak membantu masalah kemiskinan, penyakit, serta kelaparan ekstrim.





Sumber:
unikbaca

Sambil Mengayuh Sepeda, Hasilkan Air Bersih

Anton chang   at  23.05  No comments

Sehat bersepeda sekaligus memperoleh air bersih. Tampaknya itulah tujuan sepeda 'aquaduct' ini dibuat. Slogannya pun begitu jelas, �Kayuh sepedanya, dan saat tiba di rumah Anda dapat meminum air jernih."

Tim desain sepeda ini merancang berdasar  kenyataan bahwa  sebuah keluarga  kecil (empat orang) membutuhkan sekitar 20 galon air sehari untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti minum, memasak, mencuci dan membersihkan.
 

Lalu bagaimana cara kerjanya? Seseorang akan naik sepeda dengan tangki kosong menuju sumber air dan mengisinya hingga penuh - maksimal 20 galon. Lalu orang tersebut mengayuhnya  kembali ke rumah.

Saat mengayuh, terjadi proses peristaltik pompa air di dalam tangki penyimpanan, melalui filter ke tangki ke-2  dan menghasilkan air bersih.
 

Di muka bumi ini, lebih dari 1,1 milyar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan lebih dari 5.000 anak meninggal setiap hari karena penyakit terkait air. Artinya, jika mereka menemukan cara untuk memproduksi massal sepeda ini dengan biaya yang efektif, sedikit banyak membantu masalah kemiskinan, penyakit, serta kelaparan ekstrim.





Sumber:
unikbaca
Continue Reading→

Senin, 08 April 2013

Populasi orangutan di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami penurunan cukup drastis, yakni mencapai 80 persen atau saat ini hanya tersisa sekitar 6.000 ekor.

Direktur ProFauna Indonesia Rosek Nursahid, Senin (8/4), mengemukakan meski orangutan tersebut termasuk hewan langka yang dilindungi Undang-undang, perdagangan hewan tersebut masih tetap marak.
 
amazingindonesia.info


"Maraknya perdagangan orangutan, bahkan berbagai jenis hewan yang dilindungi lainnya itu akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan hukum di Tanah Air. Jika hukum (UU) benar-benar ditegakkan, pasti masyarakat tidak akan berani melanggarnya," tandas Rosek.

Satwa langka tersebut dilindungi UU yang dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pelaku perdagangan orangutan bisa dikenakan sanksi hukuman penjara selama lima tahun dan denda Rp100 juta.

Rosek mengatakan rusaknya habitat dan perdagangan orangutan menjadi faktor utama menurunnya populasi orangutan di alam, di samping semakin maraknya alih fungsi hutan serta perburuan oleh masyarakat.

Oleh karena itu, pihaknya juga berharap bisa mendorong pemerintah untuk lebih serius memperhatikan pelestarian orangutan, termasuk habitat orangutan yang semakin tergusur dan terancam punah dari muka bumi.

Sebab, habitat orangutan yang merupakan satu-satunya jenis kera besar yang hidup di Asia itu hanya tinggal di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan tiga kerabatnya, yakni simpanse, gorila dan bonobo hidup di Afrika.

"Kalau puluhan tahun lalu kita masih bisa menemukan orangutan di kawasan Asia lainnya, sekarang hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Jumlahnya pun hanya tinggal sedikit," kata Rosek.



 

Sumber:
shnews

Gawat, Populasi Orangutan Turun 80%

Anton chang   at  03.41  No comments

Populasi orangutan di Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir mengalami penurunan cukup drastis, yakni mencapai 80 persen atau saat ini hanya tersisa sekitar 6.000 ekor.

Direktur ProFauna Indonesia Rosek Nursahid, Senin (8/4), mengemukakan meski orangutan tersebut termasuk hewan langka yang dilindungi Undang-undang, perdagangan hewan tersebut masih tetap marak.
 
amazingindonesia.info


"Maraknya perdagangan orangutan, bahkan berbagai jenis hewan yang dilindungi lainnya itu akibat dari rendahnya kesadaran masyarakat dan lemahnya penegakan hukum di Tanah Air. Jika hukum (UU) benar-benar ditegakkan, pasti masyarakat tidak akan berani melanggarnya," tandas Rosek.

Satwa langka tersebut dilindungi UU yang dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Pelaku perdagangan orangutan bisa dikenakan sanksi hukuman penjara selama lima tahun dan denda Rp100 juta.

Rosek mengatakan rusaknya habitat dan perdagangan orangutan menjadi faktor utama menurunnya populasi orangutan di alam, di samping semakin maraknya alih fungsi hutan serta perburuan oleh masyarakat.

Oleh karena itu, pihaknya juga berharap bisa mendorong pemerintah untuk lebih serius memperhatikan pelestarian orangutan, termasuk habitat orangutan yang semakin tergusur dan terancam punah dari muka bumi.

Sebab, habitat orangutan yang merupakan satu-satunya jenis kera besar yang hidup di Asia itu hanya tinggal di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Sedangkan tiga kerabatnya, yakni simpanse, gorila dan bonobo hidup di Afrika.

"Kalau puluhan tahun lalu kita masih bisa menemukan orangutan di kawasan Asia lainnya, sekarang hanya bisa ditemukan di Sumatera dan Kalimantan. Jumlahnya pun hanya tinggal sedikit," kata Rosek.



 

Sumber:
shnews
Continue Reading→

Discussion

.