Tampilkan postingan dengan label arkeologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label arkeologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 17 Oktober 2013

Saat menggali di daerah pegunungan Montana, AS, tak sengaja tim ilmuwan dari National History Museum Smithsonian menemukan fosil nyamuk yang  terbungkus baik di dalam serpihan batu lumpur.

 
 
 
Setelah diteliti, mereka menyatakan bahwa fosil nyamuk yang ditemukan diperkirakan hidup di pertengahan Zaman Eosen, yaitu sekitar 56 sampai 33,9 juta tahun lalu. Zaman Eosen terkenal dengan periode di mana konsentrasi karbon di atmosfer sangat rendah, sehingga menyebabkan kepunahan besar di Bumi.

"Temuan ini menunjukkan bahwa nyamuk telah menghisap darah selama jutaan tahun lalu. Itu dibuktikan dengan adanya darah di dalam perut nyamuk yang masih terawat dengan baik," kata Dr Dale Greenwalt, Paleobiologist dari National History Museum Smithsonian.

Menarik, fosil nyamuk tersebut masih menyimpan darah yang dikonsumsi dari mangsanya. Sehingga menimbulkan rasa penasaran para ahli, mahluk jenis apa yang dihisap darahnya.

"Saat ini, kami belum mengetahui siapa yang menjadi mangsa nyamuk itu. Tim sedang meneliti lebih jauh zat besi yang ada di dalam di perut fosil nyamuk itu. Kami sangat penasaran nyamuk itu menghisap darah makhluk apa," ujar Greenwalt.

Hasil temuan pun kembali membuktikan bahwa molekul organik dapat diawetkan dalam waktu puluhan juta tahun.

Temuan ini telah dipublikasikan di Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.













Sumber:
viva.

Fosil Nyamuk 46 Juta Tahun: Memang Penghisap Darah

Anton chang   at  19.30  No comments

Saat menggali di daerah pegunungan Montana, AS, tak sengaja tim ilmuwan dari National History Museum Smithsonian menemukan fosil nyamuk yang  terbungkus baik di dalam serpihan batu lumpur.

 
 
 
Setelah diteliti, mereka menyatakan bahwa fosil nyamuk yang ditemukan diperkirakan hidup di pertengahan Zaman Eosen, yaitu sekitar 56 sampai 33,9 juta tahun lalu. Zaman Eosen terkenal dengan periode di mana konsentrasi karbon di atmosfer sangat rendah, sehingga menyebabkan kepunahan besar di Bumi.

"Temuan ini menunjukkan bahwa nyamuk telah menghisap darah selama jutaan tahun lalu. Itu dibuktikan dengan adanya darah di dalam perut nyamuk yang masih terawat dengan baik," kata Dr Dale Greenwalt, Paleobiologist dari National History Museum Smithsonian.

Menarik, fosil nyamuk tersebut masih menyimpan darah yang dikonsumsi dari mangsanya. Sehingga menimbulkan rasa penasaran para ahli, mahluk jenis apa yang dihisap darahnya.

"Saat ini, kami belum mengetahui siapa yang menjadi mangsa nyamuk itu. Tim sedang meneliti lebih jauh zat besi yang ada di dalam di perut fosil nyamuk itu. Kami sangat penasaran nyamuk itu menghisap darah makhluk apa," ujar Greenwalt.

Hasil temuan pun kembali membuktikan bahwa molekul organik dapat diawetkan dalam waktu puluhan juta tahun.

Temuan ini telah dipublikasikan di Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences.













Sumber:
viva.
Continue Reading→

Tim paleontologi dari Chinese Academy of Sciences, di Beijing, China, mengungkapkan bahwa 120 juta tahun lalu burung memiliki dua ekor. Temuan ini membuat jalur evolusi yang rumit dari spesies burung.

Melansir Fox News, hal itu diketahui dari fosil burung purba Jeholornis. Habitatnya di China bersama hewan pra-sejarah lainnya.


Burung Jolohornis [ilustrasi]

Dari temuan fosil, Jeholornis merupakan burung berukuran lebih besar dari kalkun, memiliki cakar pada sayap-sayapnya, dan terdapat tiga gigi kecil di bagian rahang bawah.

Uniknya, para ahli paleontologi juga menemukan Jeholornis jantan mempunyai ekor yang panjang dan berjumlah dua. Belum diketahui apa fungsi dari dua ekor itu, apakah sebagai pendukung terbang atau hanya berfungsi untuk memikat lawan jenisnya.

"Dua ekor yang ditemukan pada burung Jeholornis sangat mengherankan. Ini merupakan jalur evolusi baru untuk hewan spesies burung," kata Jingmai O'Connor, Pemimpin Penelitian dari Chinese Academy of Sciences.

"Fungsi salah satu ekor yang dipenuhi bulu-bulu berwarna-warni sepertinya mirip dengan fitur yang ada pada burung merak, yaitu untuk memikat perhatian lawan jenisnya," ujar O�Connor.


Burung Jolohornis [ilustrasi]

Namun, menurut Julia Clarke, ahli paleontologi dari University of Texas, AS, fungsi dari dua ekor adalah untuk menciptakan stabilitas terbang.

Sebagian menyimpulkan, salah satu ekor itu sepertinya tidak mempunyai fungsi tertentu dan berevolusi menjadi satu ekor saja pada burung-burung modern.

"Bentuk dua ekor itu adalah sebuah jalur evolusi pada spesies burung. Tapi, temuan dua ekor pada burung Jeholornis adalah aneh dan ganjil," tutup Clarke.

Hasil penelitian sudah diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul "Unique caudal plumage of Jeholornis and complex tail evolution in early birds."


Sumber :
viva.co.id

120 Juta Tahun Lalu, Burung Punya Dua Ekor

Anton chang   at  00.00  No comments

Tim paleontologi dari Chinese Academy of Sciences, di Beijing, China, mengungkapkan bahwa 120 juta tahun lalu burung memiliki dua ekor. Temuan ini membuat jalur evolusi yang rumit dari spesies burung.

Melansir Fox News, hal itu diketahui dari fosil burung purba Jeholornis. Habitatnya di China bersama hewan pra-sejarah lainnya.


Burung Jolohornis [ilustrasi]

Dari temuan fosil, Jeholornis merupakan burung berukuran lebih besar dari kalkun, memiliki cakar pada sayap-sayapnya, dan terdapat tiga gigi kecil di bagian rahang bawah.

Uniknya, para ahli paleontologi juga menemukan Jeholornis jantan mempunyai ekor yang panjang dan berjumlah dua. Belum diketahui apa fungsi dari dua ekor itu, apakah sebagai pendukung terbang atau hanya berfungsi untuk memikat lawan jenisnya.

"Dua ekor yang ditemukan pada burung Jeholornis sangat mengherankan. Ini merupakan jalur evolusi baru untuk hewan spesies burung," kata Jingmai O'Connor, Pemimpin Penelitian dari Chinese Academy of Sciences.

"Fungsi salah satu ekor yang dipenuhi bulu-bulu berwarna-warni sepertinya mirip dengan fitur yang ada pada burung merak, yaitu untuk memikat perhatian lawan jenisnya," ujar O�Connor.


Burung Jolohornis [ilustrasi]

Namun, menurut Julia Clarke, ahli paleontologi dari University of Texas, AS, fungsi dari dua ekor adalah untuk menciptakan stabilitas terbang.

Sebagian menyimpulkan, salah satu ekor itu sepertinya tidak mempunyai fungsi tertentu dan berevolusi menjadi satu ekor saja pada burung-burung modern.

"Bentuk dua ekor itu adalah sebuah jalur evolusi pada spesies burung. Tapi, temuan dua ekor pada burung Jeholornis adalah aneh dan ganjil," tutup Clarke.

Hasil penelitian sudah diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences dengan judul "Unique caudal plumage of Jeholornis and complex tail evolution in early birds."


Sumber :
viva.co.id
Continue Reading→

Jumat, 11 Oktober 2013

Sebuah tim ilmuwan dari Afrika Selatan menemukan bukti komet pertama dan tertua yang masuk ke atmosfer Bumi dan meledak, hal itu diungkapkan oleh Jan Kremer dari University of Johannesburg di Afrika Selatan.


Bros milik raja Tutankhamun Mesir yang pada bagian batu kuningnya merupakan batu
yang dihasilkan oleh dampak komet 28 juta tahun lalu. (University of the Witswatersrand)

Kremer menyatakan bahwa sebuah batu hitam yang ditemukan beberapa tahun lalu di Mesir ternyata merupakan inti komet tertua yang ditemukan di Bumi dan setelah diteliti ternyata batu itu berhubungan dengan perhiasan raja Firaun Tutankhamun.

Silika sebagai dampak dari komet itu ternyata dijadikan bros oleh raja Mesir Tutankhamun. 28 Juta tahun lalu komet memasuki atmosfer Bumi di atas daratan yang saat ini adalah Mesir. Komet itu memanaskan pasir di bawahnya hingga mencapai suhu 2000 derajat Celcius sehingga membentuk kaca silika kuning yang sangat banyak dan mencakup area seluas 6000 kilometer persegi di gurun Sahara.


Raja Tutankhamun. (google)

Silika kuning yang tercipta itu ternyata ditemukan di bros milik Tutankhamun, raja Firaun Mesir yang terkenal yang memerintah dari tahun 1333-1323 SM.


Sumber :
astronomi.us

Bukti Komet Tertua Ditemukan di Perhiasan Raja Tutankhamun Mesir

Anton chang   at  19.10  No comments

Sebuah tim ilmuwan dari Afrika Selatan menemukan bukti komet pertama dan tertua yang masuk ke atmosfer Bumi dan meledak, hal itu diungkapkan oleh Jan Kremer dari University of Johannesburg di Afrika Selatan.


Bros milik raja Tutankhamun Mesir yang pada bagian batu kuningnya merupakan batu
yang dihasilkan oleh dampak komet 28 juta tahun lalu. (University of the Witswatersrand)

Kremer menyatakan bahwa sebuah batu hitam yang ditemukan beberapa tahun lalu di Mesir ternyata merupakan inti komet tertua yang ditemukan di Bumi dan setelah diteliti ternyata batu itu berhubungan dengan perhiasan raja Firaun Tutankhamun.

Silika sebagai dampak dari komet itu ternyata dijadikan bros oleh raja Mesir Tutankhamun. 28 Juta tahun lalu komet memasuki atmosfer Bumi di atas daratan yang saat ini adalah Mesir. Komet itu memanaskan pasir di bawahnya hingga mencapai suhu 2000 derajat Celcius sehingga membentuk kaca silika kuning yang sangat banyak dan mencakup area seluas 6000 kilometer persegi di gurun Sahara.


Raja Tutankhamun. (google)

Silika kuning yang tercipta itu ternyata ditemukan di bros milik Tutankhamun, raja Firaun Mesir yang terkenal yang memerintah dari tahun 1333-1323 SM.


Sumber :
astronomi.us
Continue Reading→

Rabu, 09 Oktober 2013

Pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan gajah, hewan yang memiliki belalai dan berukuran besar ini ternyata memiliki bentuk yang sangat aneh ketika zaman purba.


Sebuah laporan dari dari Daily Mail memberitahukan bentuk gajah purba yang sangat aneh, gajah purba ini tidak memiliki belalai seperti gajah moderen melainkan memiliki mulut yang panjang dan lebar mirip seperti sekop.

Diperkirakan pada awal mula kehidupan gajah ini sekitar 20 juta tahun lalu, hidup di dekat perairan, sehingga bentuk mulut yang mirip seperti skop digunakan untuk mengali makanan di rawa rawa. Nah nama gajah purba ini dikenal sebagai Platybelodon.


Platybelodon sendiri memiliki sebuah gading besar yang tumbuh menyeruak di sudut bibirnya yang digunakan sebagai pengoyak vegetasi yang sulit.


Gajah purba ini tidak seperti hewan hewan purba lainya yang memiliki ukuran yang besar, gajah ini lebih kecil dari gajah modern yang ada. Hewan ini hidup antara 8 hingga 20 juta tahun yang lalu di daratan Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Pada masa itu mereka mampu berkembang biak sebelum akhirnya punah.


Sumber :
palingseru.com

Platybelodon, Gajah Purba yang Mirip Monster

Anton chang   at  02.53  No comments

Pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan gajah, hewan yang memiliki belalai dan berukuran besar ini ternyata memiliki bentuk yang sangat aneh ketika zaman purba.


Sebuah laporan dari dari Daily Mail memberitahukan bentuk gajah purba yang sangat aneh, gajah purba ini tidak memiliki belalai seperti gajah moderen melainkan memiliki mulut yang panjang dan lebar mirip seperti sekop.

Diperkirakan pada awal mula kehidupan gajah ini sekitar 20 juta tahun lalu, hidup di dekat perairan, sehingga bentuk mulut yang mirip seperti skop digunakan untuk mengali makanan di rawa rawa. Nah nama gajah purba ini dikenal sebagai Platybelodon.


Platybelodon sendiri memiliki sebuah gading besar yang tumbuh menyeruak di sudut bibirnya yang digunakan sebagai pengoyak vegetasi yang sulit.


Gajah purba ini tidak seperti hewan hewan purba lainya yang memiliki ukuran yang besar, gajah ini lebih kecil dari gajah modern yang ada. Hewan ini hidup antara 8 hingga 20 juta tahun yang lalu di daratan Afrika, Eropa, Asia, dan Amerika Utara. Pada masa itu mereka mampu berkembang biak sebelum akhirnya punah.


Sumber :
palingseru.com
Continue Reading→

Jumat, 23 Agustus 2013

Saat kematian Genghis Khan tahun 1227, tak ada yang mengetahui keberadaan makamnya. Konon, saat pemakaman dilakukan pengawalan dan membunuh siapa saja yang melintasi jalan mereka untuk menyembunyikan lokasi pemakaman.

Mereka yang membangun makam Genghis Khan juga diyakini tewas, dan salah satu sumber sejarah menyatakan bahwa 10000 penunggang kuda menginjak-injak tanah pemakaman. Ada pula yang mengatakan bahwa di lokasi pemakaman ditanami pepohonan dan sungai dialihkan.





Sejak 800 tahun kematiannya, orang-orang telah berusaha mencari makam Genghis Khan sang penakluk dunia di abad ke-13.

Kehidupan Genghis Khan merupakan legenda hingga kematiannya diselimuti mitos. Beberapa sejarawan meyakini bahwa dia meninggal karena luka akibat pertempuran, sementara beberapa orang lain berpendapat bahwa Genghis Khan jatuh dari kuda atau meninggal karena sakit.

Para ahli masih memperdebatkan keseimbangan antara fakta dan fiksi, sebagai sumber sejarah yang ditempa dan terdistorsi. Namun banyak sejarawan meyakini bahwa Genghis Khan tidak dikuburkan sendiri, penerusnya diperkirakan telah dimakamkan dengan dirinya di pemakaman yang luas, dan mungkin menyimpan harta jarahan ketika masa penaklukan.



ubpost.mongolnews.mn


Pada awal tahun 1960-an orang Jerman melakukan ekspedisi yang menemukan pecahan tembikar, paku, keramik, batu bata, dan fondasi candi di daerah gunung suci. Mereka menemukan tugu nisan, pakaian besi, panah, dan persembahan lainnya, tetapi makam sedikit yang ditemukan.

Setelah runtuhnya rezim komunis Soviet, sebuah ekspedisi yang dipimpin Jepang didanai oleh surat kabar Yomiuri Shimbun terbang dengan helikopter ke puncak gunung itu dan membuahkan hasil. Pada tahun 2001 sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Maury Kravitz, mencari daerah makam namun dilarang oleh pihak berwenang untuk memasuki gunung.

Beberapa arkeolog menyarankan bahwa ratusan tugu kecil (nisan) yang ditemukan pada tahun 1960 itu benar-benar kuburan. Tapi tim peneliti yang melakukan survei geofisika saat ini tidak menemukan adanya gambaran ilmiah dalam teori makam Genghis Khan.

Situs pemakaman Genghis Khan saat ditemukan tahun 2010

Sebuah proyek penelitian yang menggabungkan para ilmuwan Amerika dengan ulama Mongolia memiliki bukti kuat adanya lokasi situs pemakaman Genghis Khan dan pemakaman keluarga Kekaisaran Mongol di pegunungan, daerah terpencil barat laut Mongolia. 

Untuk mencapai pegunungan Khentii, tim peneliti harus melalui lintasan timur dari Ulan Bator, melewati patung Genghis Khan sebelum mencapai kota tambang Baganuur. Ritual monumen dan situs pemakaman tersebar di seluruh lanskap, para arkeolog telah menemukan makam di atas makam, di mana suku yang berbeda dari era yang berbeda telah menggunakan ruang ritual yang sama.

Artefak mangkuk porcelain berukir naga yang ditemukan di pemakaman Genghis Khan

Di laboratorium University of California-San Diego, tim peneliti menyisir volume besar melalui resolusi citra satelit dan membangun rekonstruksi 3 dimensi dari scan radar. Ribuan relawan secara online menyaring 85,000 gambar resolusi tinggi untuk mengidentifikasi struktur tersembunyi atau seperti formasi aneh.

Tim ini telah menemukan struktur besar yang dibangun pada abad ke-13 atau ke-14, di daerah yang secara historis telah dikaitkan dengan makam ini. Para ilmuwan juga menemukan berbagai artefak yang mencakup mata panah, porselen, dan berbagai bahan bangunan yang diyakini berasal dari masa kepemimpinan Genghis Khan.
































Sumber:
nbcnews.
cutpen







Misteri Makam Genghis Khan

Anton chang   at  00.11  No comments

Saat kematian Genghis Khan tahun 1227, tak ada yang mengetahui keberadaan makamnya. Konon, saat pemakaman dilakukan pengawalan dan membunuh siapa saja yang melintasi jalan mereka untuk menyembunyikan lokasi pemakaman.

Mereka yang membangun makam Genghis Khan juga diyakini tewas, dan salah satu sumber sejarah menyatakan bahwa 10000 penunggang kuda menginjak-injak tanah pemakaman. Ada pula yang mengatakan bahwa di lokasi pemakaman ditanami pepohonan dan sungai dialihkan.





Sejak 800 tahun kematiannya, orang-orang telah berusaha mencari makam Genghis Khan sang penakluk dunia di abad ke-13.

Kehidupan Genghis Khan merupakan legenda hingga kematiannya diselimuti mitos. Beberapa sejarawan meyakini bahwa dia meninggal karena luka akibat pertempuran, sementara beberapa orang lain berpendapat bahwa Genghis Khan jatuh dari kuda atau meninggal karena sakit.

Para ahli masih memperdebatkan keseimbangan antara fakta dan fiksi, sebagai sumber sejarah yang ditempa dan terdistorsi. Namun banyak sejarawan meyakini bahwa Genghis Khan tidak dikuburkan sendiri, penerusnya diperkirakan telah dimakamkan dengan dirinya di pemakaman yang luas, dan mungkin menyimpan harta jarahan ketika masa penaklukan.



ubpost.mongolnews.mn


Pada awal tahun 1960-an orang Jerman melakukan ekspedisi yang menemukan pecahan tembikar, paku, keramik, batu bata, dan fondasi candi di daerah gunung suci. Mereka menemukan tugu nisan, pakaian besi, panah, dan persembahan lainnya, tetapi makam sedikit yang ditemukan.

Setelah runtuhnya rezim komunis Soviet, sebuah ekspedisi yang dipimpin Jepang didanai oleh surat kabar Yomiuri Shimbun terbang dengan helikopter ke puncak gunung itu dan membuahkan hasil. Pada tahun 2001 sebuah ekspedisi yang dipimpin oleh Maury Kravitz, mencari daerah makam namun dilarang oleh pihak berwenang untuk memasuki gunung.

Beberapa arkeolog menyarankan bahwa ratusan tugu kecil (nisan) yang ditemukan pada tahun 1960 itu benar-benar kuburan. Tapi tim peneliti yang melakukan survei geofisika saat ini tidak menemukan adanya gambaran ilmiah dalam teori makam Genghis Khan.

Situs pemakaman Genghis Khan saat ditemukan tahun 2010

Sebuah proyek penelitian yang menggabungkan para ilmuwan Amerika dengan ulama Mongolia memiliki bukti kuat adanya lokasi situs pemakaman Genghis Khan dan pemakaman keluarga Kekaisaran Mongol di pegunungan, daerah terpencil barat laut Mongolia. 

Untuk mencapai pegunungan Khentii, tim peneliti harus melalui lintasan timur dari Ulan Bator, melewati patung Genghis Khan sebelum mencapai kota tambang Baganuur. Ritual monumen dan situs pemakaman tersebar di seluruh lanskap, para arkeolog telah menemukan makam di atas makam, di mana suku yang berbeda dari era yang berbeda telah menggunakan ruang ritual yang sama.

Artefak mangkuk porcelain berukir naga yang ditemukan di pemakaman Genghis Khan

Di laboratorium University of California-San Diego, tim peneliti menyisir volume besar melalui resolusi citra satelit dan membangun rekonstruksi 3 dimensi dari scan radar. Ribuan relawan secara online menyaring 85,000 gambar resolusi tinggi untuk mengidentifikasi struktur tersembunyi atau seperti formasi aneh.

Tim ini telah menemukan struktur besar yang dibangun pada abad ke-13 atau ke-14, di daerah yang secara historis telah dikaitkan dengan makam ini. Para ilmuwan juga menemukan berbagai artefak yang mencakup mata panah, porselen, dan berbagai bahan bangunan yang diyakini berasal dari masa kepemimpinan Genghis Khan.
































Sumber:
nbcnews.
cutpen







Continue Reading→

Senin, 08 Juli 2013

Sumpah Palapa yang diucapkan lantang oleh Gajah Mada berabad lalu masih belum bisa ditafsirkan dengan pas hingga sekarang. Apakah 'Palapa' mengartikan kelapa, atau mungkin buah palapa yang tidak ketahuan bentuknya?

Sira Gadjah Mada paptih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gadjah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa." (Gajah Mada, Padmapuspita, 1966:38).


Arti bebas :  Gadjah Mada sang Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gadjah Mada, �selama aku belum menyatukan nusantara, aku takkan menikmati palapa, sebelum aku menaklukan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, aku takkan mencicipi palapa

Demikian sumpah lantang sang patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, menurut kitab Pararaton. Ikrar terucap karena kuatnya keinginan Gajah Mada untuk membendung pengaruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di Kepulauan Nusantara. Nusantara harusnya berada di bawah kuasa kerajaan yang ada di dalamnya. Bukan dikuasai kerajaan lain yang ada di daratan Asia Tenggara.

Dikutip dari Kompas dan National Geographic, banyak ahli sejarah dan budaya yang menafsirkan sumpah sang patih dengan cara berbeda. Misalnya, M.Yamin menafsirkanpalapa berarti Gajah Mada akan pantang bersenang-senang sebelum janjinya terucap.

Sedangkan Slamet Muljana, profesor yang ternama dengan Tafsir Sejarah Nagarakretagama yang kerap jadi referensi mengenai perjalanan Majapahit, menyebut bahwa amukti palapa artinya bebas tugas atau cuti.

Tafsiran lain datang dari pakar bahasa Jawa Kuno, P.J Zoetmulder, yang coba mengupasnya dari muasal arti amukti dan palapa. Menurutnya, amukti palapa diartikan "(mendapat) kesenangan yang tiada berakhir."

"Gajah Mada akan mendapat kesenangan yang tiada taranya jika saja seluruh wilayah Nusantara yang disebutkan dalam sumpahnya itu dapat mengakui kekuasaan Majapahit," papar Zoetmulder.

Dosen Arkeologi FIB UI Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik, menyebut bahwa ada sebagian kalangan yang mengartikan amukti palapa dengan "memakan buah kepala," atau "memakan buah palapa."

"Namun, jika buah kepala memang jelas maksudnya, ada buah yang dinamakan kelapa. Namun, 'buah palapa' sampai sekarang belum ada yang mengetahui bentuk apalagi rasanya," tulis Agus.

Kesimpulannya adalah multitafsir. Memang susah memaknai isi pararaton seperti disebut di atas.

Gajah Mada sendiri adalah salah tokoh besar di jaman Majapahit. Uniknya, tidak ada literatur maupun prasasti yang menyebutkan kapan majapahit lahir tapi menurut Pararton , ia memulai karirnya di Majapahit sebagai Komandan Bhayanngkara, sebuah satuan pasukan elit kerajaan. kareana berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara saat pemberontakan Ra Kunti sekitar tahun 1309-1328 M ia diangkat sebagi patih Kahuripan.

Dua tahun kemudian menjadi Patih Kediri. tahun 1329 Masehi, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah atau lebih terkenal dengan sebutan Empu Krewes mengundurkan diri sebagai Patih dan menunjuk Gadjah Mada sebagai Patih. 

Namun, Gadjah Mada tidak serta merta begitu saja menerima jabatan itu. Dia justru bersedia menjadi patih setelah menaklukan keta dan sadeng (pembrontak). Akhirnya setelah berhasil memadamkan api pembrontakan pada tahun 1334 Tribhuwana Tunggadewi mengangkat Gadjah Mada sebagai patih.














Sumber:
kompas.
trulyislam.

Susahnya Mengartikan Sumpah Palapa

Anton chang   at  20.30  No comments

Sumpah Palapa yang diucapkan lantang oleh Gajah Mada berabad lalu masih belum bisa ditafsirkan dengan pas hingga sekarang. Apakah 'Palapa' mengartikan kelapa, atau mungkin buah palapa yang tidak ketahuan bentuknya?

Sira Gadjah Mada paptih amangkubumi tan ayun amukti palapa, sira Gadjah Mada: Lamun huwus kalah Nusantara isun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seran, Tanjung Pura, ring Haru, ring Pahang, Dompo, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana isun amukti palapa." (Gajah Mada, Padmapuspita, 1966:38).


Arti bebas :  Gadjah Mada sang Mahapatih tak akan menikmati palapa, berkata Gadjah Mada, �selama aku belum menyatukan nusantara, aku takkan menikmati palapa, sebelum aku menaklukan Pulau Gurun, Pulau Seram, Tanjungpura, Pulau Haru, Pahang, Dompu, Pulau Bali, Sunda, Palembang, dan Tumasik, aku takkan mencicipi palapa

Demikian sumpah lantang sang patih Kerajaan Majapahit, Gajah Mada, menurut kitab Pararaton. Ikrar terucap karena kuatnya keinginan Gajah Mada untuk membendung pengaruh kerajaan-kerajaan Asia Tenggara di Kepulauan Nusantara. Nusantara harusnya berada di bawah kuasa kerajaan yang ada di dalamnya. Bukan dikuasai kerajaan lain yang ada di daratan Asia Tenggara.

Dikutip dari Kompas dan National Geographic, banyak ahli sejarah dan budaya yang menafsirkan sumpah sang patih dengan cara berbeda. Misalnya, M.Yamin menafsirkanpalapa berarti Gajah Mada akan pantang bersenang-senang sebelum janjinya terucap.

Sedangkan Slamet Muljana, profesor yang ternama dengan Tafsir Sejarah Nagarakretagama yang kerap jadi referensi mengenai perjalanan Majapahit, menyebut bahwa amukti palapa artinya bebas tugas atau cuti.

Tafsiran lain datang dari pakar bahasa Jawa Kuno, P.J Zoetmulder, yang coba mengupasnya dari muasal arti amukti dan palapa. Menurutnya, amukti palapa diartikan "(mendapat) kesenangan yang tiada berakhir."

"Gajah Mada akan mendapat kesenangan yang tiada taranya jika saja seluruh wilayah Nusantara yang disebutkan dalam sumpahnya itu dapat mengakui kekuasaan Majapahit," papar Zoetmulder.

Dosen Arkeologi FIB UI Agus Aris Munandar dalam Gajah Mada Biografi Politik, menyebut bahwa ada sebagian kalangan yang mengartikan amukti palapa dengan "memakan buah kepala," atau "memakan buah palapa."

"Namun, jika buah kepala memang jelas maksudnya, ada buah yang dinamakan kelapa. Namun, 'buah palapa' sampai sekarang belum ada yang mengetahui bentuk apalagi rasanya," tulis Agus.

Kesimpulannya adalah multitafsir. Memang susah memaknai isi pararaton seperti disebut di atas.

Gajah Mada sendiri adalah salah tokoh besar di jaman Majapahit. Uniknya, tidak ada literatur maupun prasasti yang menyebutkan kapan majapahit lahir tapi menurut Pararton , ia memulai karirnya di Majapahit sebagai Komandan Bhayanngkara, sebuah satuan pasukan elit kerajaan. kareana berhasil menyelamatkan Prabu Jayanegara saat pemberontakan Ra Kunti sekitar tahun 1309-1328 M ia diangkat sebagi patih Kahuripan.

Dua tahun kemudian menjadi Patih Kediri. tahun 1329 Masehi, Patih Majapahit yakni Aryo Tadah atau lebih terkenal dengan sebutan Empu Krewes mengundurkan diri sebagai Patih dan menunjuk Gadjah Mada sebagai Patih. 

Namun, Gadjah Mada tidak serta merta begitu saja menerima jabatan itu. Dia justru bersedia menjadi patih setelah menaklukan keta dan sadeng (pembrontak). Akhirnya setelah berhasil memadamkan api pembrontakan pada tahun 1334 Tribhuwana Tunggadewi mengangkat Gadjah Mada sebagai patih.














Sumber:
kompas.
trulyislam.
Continue Reading→

Senin, 10 Juni 2013

Para ilmuwan telah menemukan batuan yang hingga saat ini diyakini sebagai batu tertua di Bumi. Usianya yang mencapai 4,28 miliar tahun membuat batu itu lebih tua 250 juta tahun dibanding batu-batu tua yang ditemukan sebelumnya.


Menurut perhitungan ilmiah, Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dari piringan debu dan gas yang mengelilingi Matahari. Namun sisa-sisa dari bongkahan batu Bumi yang asli amat sulit ditemukan karena sebagian besar materinya terdaur ulang oleh perut Bumi akibat gerakan lempeng tektonik yang terus-menerus mengubah permukaan Bumi.

Pada 2001, para ahli geologi menemukan lempengan batu yang dikenal sebagai sabuk hijau Nuvvuagittuq di pesisir timur Hudson Bay, Quebec utara. Menduga bahwa batu-batu di sana mungkin berasal dari periode awal terbentuknya Bumi, para pekerja geologi menelitinya untuk menentukan usianya.

Mereka mengukur variasi-variasi kecil isotop dari elemen langka Bumi, neodymium dan samarium dalam batuan itu dan memastikan bahwa batuan itu berusia 3,8 hingga 4,28 miliar tahun.



Umur tertua, berasal dari batu yang disebut "faux amphibolite", diyakini sebagai endapan vulkanis kuno. Batu ini mengalahkan batu yang dianggap tertua sebelumnya, dengan usia 4,03 miliar tahun dan berasal dari formasi yang disebut Acasta Gneiss, Wilayah barat laut Kanada.


Satu-satunya materi awal yang lebih tua dibanding batu Nuvvuagittuq adalah zircon dari butiran mineral terisolisasi yang tahan terhadap cuaca dan proses geologi. Zircon tertua dari butiran-butiran di Australia Barat usianya sekitar 4,36 miliar tahun.

Sumber :
kabar--aneh.blogspot.com

Ditemukan Batu Tertua di Bumi Berumur 4,28 Miliar Tahun

Anton chang   at  19.00  No comments

Para ilmuwan telah menemukan batuan yang hingga saat ini diyakini sebagai batu tertua di Bumi. Usianya yang mencapai 4,28 miliar tahun membuat batu itu lebih tua 250 juta tahun dibanding batu-batu tua yang ditemukan sebelumnya.


Menurut perhitungan ilmiah, Bumi terbentuk sekitar 4,6 miliar tahun lalu dari piringan debu dan gas yang mengelilingi Matahari. Namun sisa-sisa dari bongkahan batu Bumi yang asli amat sulit ditemukan karena sebagian besar materinya terdaur ulang oleh perut Bumi akibat gerakan lempeng tektonik yang terus-menerus mengubah permukaan Bumi.

Pada 2001, para ahli geologi menemukan lempengan batu yang dikenal sebagai sabuk hijau Nuvvuagittuq di pesisir timur Hudson Bay, Quebec utara. Menduga bahwa batu-batu di sana mungkin berasal dari periode awal terbentuknya Bumi, para pekerja geologi menelitinya untuk menentukan usianya.

Mereka mengukur variasi-variasi kecil isotop dari elemen langka Bumi, neodymium dan samarium dalam batuan itu dan memastikan bahwa batuan itu berusia 3,8 hingga 4,28 miliar tahun.



Umur tertua, berasal dari batu yang disebut "faux amphibolite", diyakini sebagai endapan vulkanis kuno. Batu ini mengalahkan batu yang dianggap tertua sebelumnya, dengan usia 4,03 miliar tahun dan berasal dari formasi yang disebut Acasta Gneiss, Wilayah barat laut Kanada.


Satu-satunya materi awal yang lebih tua dibanding batu Nuvvuagittuq adalah zircon dari butiran mineral terisolisasi yang tahan terhadap cuaca dan proses geologi. Zircon tertua dari butiran-butiran di Australia Barat usianya sekitar 4,36 miliar tahun.

Sumber :
kabar--aneh.blogspot.com
Continue Reading→

Kamis, 02 Mei 2013

Turki punya gerbang yang bisa membawa Anda langsung ke neraka. Peneliti Italia mengumumkan bahwa sebuah gerbang ke neraka telah terbuka dari reruntuhan di sebelah barat daya Turki. Gerbang yang disebut Pluto Gate ini ditemukan pada situs purbakala di kota Phrygian, Hierapolis yang sekarang disebut Pamukkale.

Kata Pluto sendiri berasal dari kata Plutonion dalam bahasa Yunani atau Plutonium dalam bahasa Latin. Pluto melambangkan gerbang menuju dunia bawah dalam tradisi dan mitos Greco-Roman.
Ilustrasi Pluto Gate - Gerbang menuju neraka terlihat di sebelah kanan

�Ruangan ini penuh dengan uap berkabut yang padat hingga menghalangi pandangan. Semua hewan yang melewati uap itu akan langsung mati. Aku melemparkan burung pipit ke dalamnya dan burung itu langsung mati dan jatuh,� tulis seorang ahli geografi Yunani Strabo.

Penemuan gerbang neraka ini dilakukan oleh arkeolog Italia di Istanbul Turki, yaitu tim yang dipimpin oleh Fransesco D�Andria profesor arkeologi klasik dari University of Salento.

�Kami menemukan Plutonium setelah merekonstruksi rute ke sebuah sumber air. Ternyata mata air Pamukkale yang mengeluarkan uap putih berasal dari gua ini,� ungkap D�Andria, seperti dilansir oleh Discovery News.
 
 
Di dalam gua tersebut peneliti juga menemukan sisa-sisa kuil, kolam renang, serangkaian prasasti yang didedikasikan untuk para dewa, Pluto dan Kore. Konon orang-orang hanya diperbolehkan menonton ritual suci dari jauh karena hanya para tetua keagamaan yang diperbolehkan berdiri di depan portal.

Beberapa ritual yang dilakukan dalam gua ini adalah dengan membawa hewan masuk dalam keadaan hidup, kemudian mengeluarkan mereka dalam keadaan mati. Asap dalam gua tersebut memang sangat mematikan, sehingga jika terlalu dekat, karbondioksida akan membunuh semua makhluk hidup.

Dulu dipercaya bahwa hanya para kasim Cybele, dewi kesuburan kuno, yang mampu memasuki gerbang neraka tanpa mengalami luka atau mati. Mereka menahan napas selama mungkin. Selain bisa menyebabkan kematian, uap yang muncul dari gua ini bisa menyebabkan halusinasi dalam skala kecil.

�Ini adalah penemuan yang luar biasa karena menegaskan dan menjelaskan informasi yang kita dapatkan dari sumber sastra sejarah kuno,� jelas Alister Filippini, peneliti sejarah Romawi di Universities of Palermo, Italia.




 

Dulu Kala, Gerbang Neraka Ada di Turki

Anton chang   at  23.00  No comments

Turki punya gerbang yang bisa membawa Anda langsung ke neraka. Peneliti Italia mengumumkan bahwa sebuah gerbang ke neraka telah terbuka dari reruntuhan di sebelah barat daya Turki. Gerbang yang disebut Pluto Gate ini ditemukan pada situs purbakala di kota Phrygian, Hierapolis yang sekarang disebut Pamukkale.

Kata Pluto sendiri berasal dari kata Plutonion dalam bahasa Yunani atau Plutonium dalam bahasa Latin. Pluto melambangkan gerbang menuju dunia bawah dalam tradisi dan mitos Greco-Roman.
Ilustrasi Pluto Gate - Gerbang menuju neraka terlihat di sebelah kanan

�Ruangan ini penuh dengan uap berkabut yang padat hingga menghalangi pandangan. Semua hewan yang melewati uap itu akan langsung mati. Aku melemparkan burung pipit ke dalamnya dan burung itu langsung mati dan jatuh,� tulis seorang ahli geografi Yunani Strabo.

Penemuan gerbang neraka ini dilakukan oleh arkeolog Italia di Istanbul Turki, yaitu tim yang dipimpin oleh Fransesco D�Andria profesor arkeologi klasik dari University of Salento.

�Kami menemukan Plutonium setelah merekonstruksi rute ke sebuah sumber air. Ternyata mata air Pamukkale yang mengeluarkan uap putih berasal dari gua ini,� ungkap D�Andria, seperti dilansir oleh Discovery News.
 
 
Di dalam gua tersebut peneliti juga menemukan sisa-sisa kuil, kolam renang, serangkaian prasasti yang didedikasikan untuk para dewa, Pluto dan Kore. Konon orang-orang hanya diperbolehkan menonton ritual suci dari jauh karena hanya para tetua keagamaan yang diperbolehkan berdiri di depan portal.

Beberapa ritual yang dilakukan dalam gua ini adalah dengan membawa hewan masuk dalam keadaan hidup, kemudian mengeluarkan mereka dalam keadaan mati. Asap dalam gua tersebut memang sangat mematikan, sehingga jika terlalu dekat, karbondioksida akan membunuh semua makhluk hidup.

Dulu dipercaya bahwa hanya para kasim Cybele, dewi kesuburan kuno, yang mampu memasuki gerbang neraka tanpa mengalami luka atau mati. Mereka menahan napas selama mungkin. Selain bisa menyebabkan kematian, uap yang muncul dari gua ini bisa menyebabkan halusinasi dalam skala kecil.

�Ini adalah penemuan yang luar biasa karena menegaskan dan menjelaskan informasi yang kita dapatkan dari sumber sastra sejarah kuno,� jelas Alister Filippini, peneliti sejarah Romawi di Universities of Palermo, Italia.




 

Continue Reading→

Rabu, 01 Mei 2013

Berbagai penemuan peradaban kuno di India masih diselimuti misteri. Berbagai teori mengemuka, masyarakat Indus sebenarnya sudah sangat maju dibanding kondisi kita saat ini. Masih ingat artikel misteri teknologi india kuno tentang kemungkinan interaksi dengan mahluk planet lain? 

Namun, peradaban kuno bisa jadi tidak selamanya menempatkan hak individu setara antarmanusia. Perbudakan, bahkan kanibalisme merupakan sisi kelam warisan masa lalu.
 

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Paleopathology menunjukkan sisi kelam dari peradaban Indus. Masyarakat setempat diperkirakan sudah terbiasa dengan budaya kekerasan.

Hal ini berdasarkan pemeriksaan terhadap 18 tengkorak manusia Indus yang tinggal di Harappa --salah satu pusat kota paling berpengaruh di Indus. Kerangka yang diteliti berasal dari tahun 1900 hingga 1700 Sebelum Masehi.

Salah satu tengkorak ini adalah anak-anak berusia antara empat hingga enam tahun, yang pecah dan hancur akibat benda seperti senjata. Satu tengkorak wanita dewasa juga memperlihatkan bekas pukulan hebat dengan kekuatan besar. Sedangkan satu tengkorak laki-laki paruh baya memiliki hidung patah dan rusak di bagian dahi yang disebabkan benda berujung tajam.

Dikatakan Gwen Robbins Schug sebagai pelaku penelitian dari Appalachian State University, AS, penemuan ini menumbangkan mitos kehidupan penuh damai di Indus.

"Kekerasan merupakan bagian dari kehidupan di Harappa," kata Schug yang melakukan penelitian bersama mahasiswa pascasarjana, Kelsey Gray, dan Veena Mushrif-Tripathy dari Deccan College, India.

Studi yang menyimpulkan kedamaian di Indus akan terbit pada Mei 2013 mendatang dalam Journal of Archaeological Science. Dikatakan pemimpin penelitian jurnal ini, Mark Kenoyer, dari University of Wisconsin�Madison, AS, Harappa merupakan lokasi titik temu.

Banyak warga desa yang pindah menuju Harappa dan menjadi bukti pertama perpindahan manusia dari desa ke kota. Kenoyer dan koleganya berkesimpulan bahwa Harappa memiliki sistem di mana perempuan memiliki peran lebih kuat dari kaum lelakinya.





 


Sumber:
kompas

Kanibalisme India, Kekejaman Di balik Kemajuan Peradaban Kuno

Anton chang   at  21.26  No comments

Berbagai penemuan peradaban kuno di India masih diselimuti misteri. Berbagai teori mengemuka, masyarakat Indus sebenarnya sudah sangat maju dibanding kondisi kita saat ini. Masih ingat artikel misteri teknologi india kuno tentang kemungkinan interaksi dengan mahluk planet lain? 

Namun, peradaban kuno bisa jadi tidak selamanya menempatkan hak individu setara antarmanusia. Perbudakan, bahkan kanibalisme merupakan sisi kelam warisan masa lalu.
 

Dalam hasil penelitian yang dipublikasikan dalam International Journal of Paleopathology menunjukkan sisi kelam dari peradaban Indus. Masyarakat setempat diperkirakan sudah terbiasa dengan budaya kekerasan.

Hal ini berdasarkan pemeriksaan terhadap 18 tengkorak manusia Indus yang tinggal di Harappa --salah satu pusat kota paling berpengaruh di Indus. Kerangka yang diteliti berasal dari tahun 1900 hingga 1700 Sebelum Masehi.

Salah satu tengkorak ini adalah anak-anak berusia antara empat hingga enam tahun, yang pecah dan hancur akibat benda seperti senjata. Satu tengkorak wanita dewasa juga memperlihatkan bekas pukulan hebat dengan kekuatan besar. Sedangkan satu tengkorak laki-laki paruh baya memiliki hidung patah dan rusak di bagian dahi yang disebabkan benda berujung tajam.

Dikatakan Gwen Robbins Schug sebagai pelaku penelitian dari Appalachian State University, AS, penemuan ini menumbangkan mitos kehidupan penuh damai di Indus.

"Kekerasan merupakan bagian dari kehidupan di Harappa," kata Schug yang melakukan penelitian bersama mahasiswa pascasarjana, Kelsey Gray, dan Veena Mushrif-Tripathy dari Deccan College, India.

Studi yang menyimpulkan kedamaian di Indus akan terbit pada Mei 2013 mendatang dalam Journal of Archaeological Science. Dikatakan pemimpin penelitian jurnal ini, Mark Kenoyer, dari University of Wisconsin�Madison, AS, Harappa merupakan lokasi titik temu.

Banyak warga desa yang pindah menuju Harappa dan menjadi bukti pertama perpindahan manusia dari desa ke kota. Kenoyer dan koleganya berkesimpulan bahwa Harappa memiliki sistem di mana perempuan memiliki peran lebih kuat dari kaum lelakinya.





 


Sumber:
kompas
Continue Reading→

Senin, 08 April 2013

Nabi Ibrahim atau Abraham, dikisahkan dalam kitab-kitab suci samawi diperintahkan untuk hijrah, keluar dari kota kelahirannya oleh Tuhan, Allah SWT.  Ia dijanjikan tanah yang lebih baik untuk kelangsungan kaumnya sebagai penyembah Tuhan yang monolitik.

Menarik, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kompleks bangunan dekat kota kuno Ur di Irak selatan, yang menjadi tempat tinggal dari Nabi Ibrahim.
 

Struktur itu diduga menjadi pusat pemerintahan Ur sekitar 4.000 tahun lalu. Menurut Alkitab, masa itu Abraham tinggal di sana sebelum berangkat menuju Kanaan.

Kompleks itu dekat lokasi Ziggurat yang sedang direkonstruksi, atau kuil Sumeria, kata Stuart Campbell dari Departemen Arkeologi Universitas Manchester, yang memimpin penggalian.

"Ini adalah penemuan yang menakjubkan," kata Campbell, Kamis, 4 April 2012. Kompleks itu begitu luas, sekitar ukuran lapangan sepak bola atau sekitar 80 meter di setiap sisi. Para arkeolog mengatakan kompleks seukuran dan seusia itu merupakan hal yang langka.

"Tampaknya itu adalah semacam bangunan publik. Ini mungkin merupakan gedung administrasi, mungkin memiliki hubungan agama atau pengawasan barang ke kota Ur," katanya kepada The Associated Press.

Kompleks ruangan di sekitar halaman besar itu ditemukan 20 kilometer dari Ur, ibu kota terakhir dari dinasti kerajaan Sumeria yang peradabannya berkembang 5.000 tahun yang lalu.

Artefak ditemukan di situs purbakala dekat rumah Nabi Ibrahim.Campbell mengatakan salah satu artefak yang mereka temukan adalah sebuah plakat liat berukuran 9 sentimeter yang menunjukkan seseorang mengenakan jubah panjang mendekati tempat suci.

"Selain artefak, situs itu dapat mengungkapkan kondisi lingkungan dan perekonomian daerah itu melalui analisis sisa-sisa tanaman dan hewan," ujar tim arkeologi.

Penggalian dimulai bulan lalu ketika satu tim Inggris beranggotakan enam orang bekerja sama dengan empat arkeolog Irak memelakukan penggalian di Tell Khaiber, provinsi Thi Qar, sekitar 320 kilometer di selatan Baghdad.

Tim Campbell adalah penggalian arkeologi tim Inggris pertama di Irak selatan sejak tahun 80-an. Penggalian itu juga diarahkan oleh Dr Jane Moon dari Manchester University dan arkeolog independen Robert Killick.

Dekade perang dan kekerasan telah membuat arkeolog internasional menjauh dari Irak, yang menjadi lokasi banyak situs arkeologi yang belum tereksplorasi. Namun, penggalian itu menunjukkan bahwa misi kolaboratif tersebut masih mungkin dilakukan di beberapa bagian Irak yang relatif stabil, seperti yang didominasi Syiah di selatan.

Penemuan-penemuan tersebut semakin mengungkap sejarah manusia berabad lalu, ketika paganisme masih dianut sekian banyak orang, ketika kitab-kitab suci belum lahir di muka bumi.




 

Sumber:
tempo

Kota Ur Ditemukan, Muasal Nabi Ibrahim

Anton chang   at  00.28  No comments

Nabi Ibrahim atau Abraham, dikisahkan dalam kitab-kitab suci samawi diperintahkan untuk hijrah, keluar dari kota kelahirannya oleh Tuhan, Allah SWT.  Ia dijanjikan tanah yang lebih baik untuk kelangsungan kaumnya sebagai penyembah Tuhan yang monolitik.

Menarik, para arkeolog baru-baru ini menemukan sebuah kompleks bangunan dekat kota kuno Ur di Irak selatan, yang menjadi tempat tinggal dari Nabi Ibrahim.
 

Struktur itu diduga menjadi pusat pemerintahan Ur sekitar 4.000 tahun lalu. Menurut Alkitab, masa itu Abraham tinggal di sana sebelum berangkat menuju Kanaan.

Kompleks itu dekat lokasi Ziggurat yang sedang direkonstruksi, atau kuil Sumeria, kata Stuart Campbell dari Departemen Arkeologi Universitas Manchester, yang memimpin penggalian.

"Ini adalah penemuan yang menakjubkan," kata Campbell, Kamis, 4 April 2012. Kompleks itu begitu luas, sekitar ukuran lapangan sepak bola atau sekitar 80 meter di setiap sisi. Para arkeolog mengatakan kompleks seukuran dan seusia itu merupakan hal yang langka.

"Tampaknya itu adalah semacam bangunan publik. Ini mungkin merupakan gedung administrasi, mungkin memiliki hubungan agama atau pengawasan barang ke kota Ur," katanya kepada The Associated Press.

Kompleks ruangan di sekitar halaman besar itu ditemukan 20 kilometer dari Ur, ibu kota terakhir dari dinasti kerajaan Sumeria yang peradabannya berkembang 5.000 tahun yang lalu.

Artefak ditemukan di situs purbakala dekat rumah Nabi Ibrahim.Campbell mengatakan salah satu artefak yang mereka temukan adalah sebuah plakat liat berukuran 9 sentimeter yang menunjukkan seseorang mengenakan jubah panjang mendekati tempat suci.

"Selain artefak, situs itu dapat mengungkapkan kondisi lingkungan dan perekonomian daerah itu melalui analisis sisa-sisa tanaman dan hewan," ujar tim arkeologi.

Penggalian dimulai bulan lalu ketika satu tim Inggris beranggotakan enam orang bekerja sama dengan empat arkeolog Irak memelakukan penggalian di Tell Khaiber, provinsi Thi Qar, sekitar 320 kilometer di selatan Baghdad.

Tim Campbell adalah penggalian arkeologi tim Inggris pertama di Irak selatan sejak tahun 80-an. Penggalian itu juga diarahkan oleh Dr Jane Moon dari Manchester University dan arkeolog independen Robert Killick.

Dekade perang dan kekerasan telah membuat arkeolog internasional menjauh dari Irak, yang menjadi lokasi banyak situs arkeologi yang belum tereksplorasi. Namun, penggalian itu menunjukkan bahwa misi kolaboratif tersebut masih mungkin dilakukan di beberapa bagian Irak yang relatif stabil, seperti yang didominasi Syiah di selatan.

Penemuan-penemuan tersebut semakin mengungkap sejarah manusia berabad lalu, ketika paganisme masih dianut sekian banyak orang, ketika kitab-kitab suci belum lahir di muka bumi.




 

Sumber:
tempo
Continue Reading→

Discussion

.